Minggu, 30 Mei 2010

Tajuk Rencana

Teroris Juga Manusia

Indonesia Negara yang mempunyai gugusan pulau-pulau yang indah, dan tak disangka menjadi sarang teroris.akankah nama Negara Indonesia yang indah dan elok tercemar karena seorang teroris yang mengancam keselamatan kita ditiap langkah.

Tertangkapnya Amrizi CS membuka tabir betapa mengerikannya dunia terorisme. Pengeboman yang dilakukan Amrozi CS di pulau Bali beberapa tahun yang lalu memicu pemerintah untuk siap siaga dalam menangani kasus terorisme. Pemerintah berupaya membrantas seluruh teroris yang ada di Indonesia.
Hukuman mati adalah solusi terbaik pemerintah untuk member efek jera kapada terorisme yang tertangkap, bahkan tak sedikit pula penggerebegan yang dilakukan pihak kepolisian dan militer akan langsung menembak mati teroris di tempat kejadian perkara.
Apakah benar seorang pelaku terror harus dihukum mati? Apakah tidak ada solusi lain untuk member efek jera kepada para teroris?. Sesungguhnya seorang pelaku terror juga mempunyai keluarga yang tentu saja sangat menyayanginya serta menunggu kedatangan anggota keluarga dengan selamat dan sehat. Tentu suatu keluarga apabila ditinggal salasatu anggota keluarganya akan merasakan kesediahan. Tak seharusnya pemerintah member hukuman yang dapat membuat pihak lain ikut merasakan penderitaan. Dimana letak ahati nurani pemerintah?
 Sigit Aji Saputro ( 153080064 )

Sabtu, 29 Mei 2010

Tajuk Rencana

Akankah Penangkapan Teroris di Indonesia Selalu Identik dengan Tewasnya Sang Teroris?


Lagi-lagi teroris dinyatakan tewas dalam penggerebekan yang dilakukan oleh densus 88, dimana hampir semua terorisnya mati tertembak ataupun terbunuh dengan cara lain. Setelah peledakan hotel J.W. Marriot dan Ritz Carlton pada tanggal 17 Juli 2009, tak kurang dari Sembilan teroris yang dianggap berperan langsung dan tidak langsung telah terbunuh.
Diawali dari tewasnya teroris yang dilakukan pengerebekan di Jatiasih, yang berlanjut Ibrohim seorang florist hotel Ritz Carlton terbunuh pada 8 Agustus 2009 di Temanggung. Pada hari yang sama Air Setiawan dan Eko Sarjono juga ditembak hingga tewas di Bekasi. Pada 16 September 2009, empat teroris termasuk buruan nomor wahid, Noordin M. Top, terbunuh dalam drama baku tembak di Solo. Kemudian, dua buronan utama Syaifuddin Zuhri dan Mohammad Syahrir, yang menyusul tewaqs melalui tembakan Densus 88 di Ciputat. Persis pada Oktober 2009. Yang terakhir pada beberapa waktu lalu densus 88 juga berhasil menembak mati teroris yang terjadi di Cikampek, Jawa Barat.
Apabila diamati hampir sedikit sekali penangkapan yang dilakukan oleh densus 88 berhasil menangkap terosis dalam kondisi masih hidup. Bahkan teroris yang dianggap sebagai tokoh kunci, yakni dokter Azhari juga ditangkap dalam kondisi tidak bernyawa.
Kondisi tersebut tentunya banyak yang menyayangkan, meskipun bisa dikatakan bahwa kerja polri dan densus 88 dalam menangani kasus teroris dapat diberi acungan jempol. Namun, dengan selalu tewasnya teroris dalam setiap penangkapan, bisa menimbulkan pandangan bahwa cirri penangkapan teroris di Indonesia selalu identik dengan “akhir kematian teroris”. Padahal belum tentu pula teroris yang tewas tersebut benar-benar seorang teroris.
Sebenarnya apabila penangkapan tersebut seorang teroris dapat ditangkap dalam kondisi hidup, tentunya akan lebih membantu polri dalam memperoleh informasi tambahan mengenai keberadaan atau rencana-rencana lain yang menjadi tujuan dari teroris-teroris itu.  Selain itu apabila teroris dapat ditangkap dalam kondisi hidup, fungsi peradilan tidak akan disia-siakan begitu saja. Dimana pengadilan dapat mengungkap mengenai motif, tujuan dan peran yang dilakukan masing-masing orang. Dengan begitu hukuman dapat dijatuhkan sesuai tingkat kesalahan dan tanggung jawab yang dimilikinya.
oleh: Ririn Setyo Utami/ 153080174

TAJUK RENCANA - TERORIS MASIH MENGANCAM KITA


Perhatian publik beralih. Kini, publik mencermati kembali penggerebekan teroris oleh polisi yang mengakibatkan lima tersangka teroris tewas.

Dalam penggerebekan teroris selama dua hari, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menggerebek tiga lokasi di Cawang (Jakarta), Cikampek (Karawang), dan Sukoharjo (Jawa Tengah). Polri menembak mati lima orang yang diduga teroris dan menangkap sejumlah orang tersangka teroris. Di lokasi penggerebekan ditemukan senjata api laras panjang, pistol revolver, magasin berisi peluru, dan sejumlah alat bukti lainnya.
Dalam penjelasannya kepada pers, Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri menegaskan, para tersangka teroris itu berencana melakukan serangan terhadap pejabat negara pada 17 Agustus 2010.
Kita tentunya mengapresiasi kinerja aparat kepolisian untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia. Apa yang dilakukan Densus 88 dalam dua hari terakhir adalah sebuah prestasi. Sudah begitu banyak tersangka atau terpidana kasus terorisme ditangkap dan diadili. Fakta itu menunjukkan kuatnya komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberantas terorisme.
Namun, tetaplah menjadi pertanyaan: mengapa jaringan teroris bisa cepat tumbuh di Indonesia kendati pimpinan mereka telah ditembak, seperti Dr Azahari dan Noordin M Top. Apakah ini bukan juga disebabkan kultur masyarakat kita yang begitu permisif dan tidak berjalannya sistem pengawasan di level terendah? Kita menggarisbawahi pendapat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto mengenai perlunya peningkatan kewaspadaan masyarakat pada tingkat RT atau RW karena ancaman teroris masih ada.
Sejauh terungkap dalam pemberitaan media, masyarakat sekitar di lokasi penggerebekan teroris tidak mengenal penghuni baru yang tinggal di sana. Kultur masyarakat yang tidak mau tahu akan kondisi sekitarnya bisa membuat jaringan teroris makin merajalela.
Penembakan mati adalah langkah yang belakangan kerap diambil polisi dalam penggerebekan teroris. Cara itu dikritik Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Meski demikian, Kapolri berargumen, langkah yang diambil Polri dalam penggerebekan teroris sudah sesuai prosedur.
Pada satu sisi, langkah penembakan juga bisa menimbulkan terapi kejut bagi siapa pun yang ingin terlibat dalam jaringan terorisme. Namun, meski pada satu sisi penembakan mati ada rasionalitasnya, langkah itu bisa menutup pengungkapan jaringan teroris lebih jauh.
Menangkap atau menembak mati teroris adalah salah satu langkah kuratif untuk mengamankan masyarakat dari ancaman aksi teroris. Namun, cara itu tetaplah perlu diimbangi dengan pendekatan lain yang bisa bersifat preventif guna mencegah semakin banyaknya masyarakat yang tertarik pada ideologi terorisme. Pendekatan yang komprehensif perlu dipikirkan.
NURDIYANTO (153080056)

Jumat, 28 Mei 2010

Tajuk Rencana


Terorist – Indonesia - Islam

Bertambahnya jumlah para terrorist di Indonesia menjadi ancaman bagi warga Indonesia yang tidak tau letak terrorist berada. Kadang ternyata tetangga terdekat pun ternyata itu terrorist, banyak cara yang dilakukan terrorist agar penyamaran mereka tidak diketahui seperti penangkapan gebong terrorist di temanggung. Menurut warga sekitar , mereka tidak tau bagwa itu terrorist. Kekhawatiran warga pun semakin kuat apabila ternyata ia berdekatan dengan terrorist.
Kejadian seperti ini direspon tegas dari Polri setempat dan gabungan pasukan Densus 88 yang akan memburu terrorist hingga kepusat gebong terrorist,bahkan hampir setiap orang yang diduga terrorist menjadi incaran dari pasukan Densus 88, bahkan ada juga orang yang belum tentu terrorist ditembak mati karena berusaha melawan. Menurut hasil riset dari salah satu media informasi, sudah hampir 10orang WNI yang diduga terrorist ditembak mati. Sebaiknya upaya ini dihentikan sebelum bertambahnya korban yang belum tentu terrorist, Densus 88 boleh menembak target namun jangn menembak mati melainkan melumpuhkan korban, agar supaya target bisa di indentifikasi lebih jelas untuk menghindari kesalah pahaman.
Hal ini menjadi tanda Tanya bagi masyarakat,mereka beranggapan belum tentu terrorist kenapa ditembak mati, namun dari pihak densus 88 tidak mempunyai jalan lain ketimbang mengambil resiko dan mengakibatkan korban jiwa.
Para terrorist Indonesia lebih identik ke Islam, dimana hampir setiap terrorist yang tertangkap adalah seorang ustad/penganut islam. Ini lah menjadi salah satu masalah mengapa islam selalu diidentikan dengan teririst.
Sigit Prandoko 153080060

Kamis, 27 Mei 2010

(TAJUK RENCANA)

UPAYA PENUNTASAN TERORIS

Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia guna memberantas terorisme dirasa sulit untuk dituntaskan. Langkah – langkah aparat keamanan dalam pengungkapan pelaku terorisme mendapat tanggapan beranekaragam dari kalangan masyarakat, khususnya kelompok umat islam yang sensitif terhadap isu terorisme karena dikaitkan dengan agama islam. Kemunculan terorisme yang terus menerus gencar membuat masyarakat resah dan tak merasa tenang tinggal di Negara sendiri. Dapat kita cermati, di Indonesia kini telah terjadi beberapa kali ledakan bom yang dilakukan oleh sekelompok jaringan terorisme. Untuk hal ini Pemerintah Indonesia menanggapi adanya terorisme secara arif dan bijaksana. Pelaku teroris yang berskala internasional seperti bom Bali, JW Marriot, maupun bom – bom lainnya telah diproses hukum oleh pihak yang berwenang serta putusan pengadilan.

Semakin berkembangnya aksi terorisme bila terus menerus seperti ini akan mengakibatkan stabilitas politik dan keamanan akan terhambat. Karena secara tidak langsung hal ini akan berkaitan dengan system pemerintahan. Untuk mengatasinya Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan media guna mengusut tuntas keberadaan teorisme. Kenapa media massa disini dikaitkan ? karena secara tidak langsung terorisme juga memanfaatkan media sebagai alat untuk menghancurkan sasaran yang diinginkan. Selain itu , pengunaan media oleh jaringan terorisme secara pasif diantaranya adalah sebagai jaringan komunikasi eksternal diantara teroris, mempelajari teknik – teknik penanganan terbaru terhadap terorisme dari laporan media. Untuk itu peran media sangat dibutuhkan, karena jangan sampai media dimanfaatkan oleh para teroris. Jika pemanfaatan ini terjadi maka akan membuat terorisme semakin berkembang. Di sini peran media diharap mampu mengutarakan atau membongkar semua masalah yang dianggap masyarakat itu penting. Namun untuk mengungkap semua ini tidak lepas dari filtrasi agar berita yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas.

ARUM PUSPITA SARI (153 080 172)

Selasa, 18 Mei 2010

OPINI
Sisi lain facebook
Dengan maraknya penggunaan facebook pada masyarakat Indonesia semakin banyak pula kegiatan-kegiatan yang dimanfaatkan untuk menggalang adanya dukungan sosial dari masyarakat pengguna facebook. Banyak dukungan-dukungan sosial yang secara terang-terangan digalang demi tercapainya suatu tujuan tertentu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya facebook memberikan peranan yang sangat penting dalam pemberian dukungan terhadap kegiatan sosial. Selain itu melalui facebook atau biasa diberi sebutan facebooker pula masyarakat dapat mengetahui bahwa ada kumpulan komunitas yang masih sangat perduli dengan masalah seseorang yang memerlukan suatu dukungan. Banyak masalah atau kasus yang dialami oleh masyarakat yang dipermudah dengan adanya penggunaan group tertentu dalam memberi dukungan kepada pihak atau orang tertentu. Oleh karena itu saat ini banyak orang yang rela menghabiskan uang dan waktunya mereka hanya untuk berjam-jam mengakses situs tersebut untuk memberi dukungannya.
Facebook dapat menjangkau khalayak dengan lebih cepat dan para anggotanya dapat berinteraksi secara langsung. Sehingga apabila ada suatu gerakan yang dibuat di Facebook, biasanya akan cepat dikenal dan cepat diminati anggota karena hal tersebut. Maka dari itu, Facebook merupakan salah satu media pencari dukungan yang cukup efektif dan bagus apabila mampu menguasai dan memanfaatkannya dengan benar.
Ririn Setyo Utami (153080147)
Kolom


Sri Mulyani vs Politik Indonesia
Pengunduran diri Sri Mulyani sebagai pejabat public mempunyai alasan tersendiri dimana dia merasa dipojokkan dalam panggung politik. Ia jg menyampaikan dalam kuliah umum yang bertemakan kebijakan publik dan etika public di Ballroom Rot Carlton. Dan juga Sri Mulyani saat ini menganggap dirinya hanya seorang pembantu pemerintah. Sri Mulyani juga merasa ketika sudah menjadi bagian dimana tidak dikehendaki dalam system politik maka perkawinan kepentingan antar kelompok tadi sudah sangat dominan dan kental. Ia menegasan tentang dirinya yang bukan merupakan dari sebuah partai politik namun bukan berarti dia tidak mengerti politik.
Namun dari masalah yang ia hadapi saat ini, ia memutuskan meninggalkan jabatanya sebagai menteri keuangan dan menerima jabatan menjadi Managing Director Bank Dunia,dan ia mengakatakan dengan kepindahanya bukan berarti ia kalah atau lari dari politik.
Sigit Prandoko (153080060)
- KOLOM

OSPEK. . .OSPEK

Perploncoan dikalangan siswa baru dirasa cukup menakutkan. Apalagi adanya persaingan antara senior dengan junior. Hal ini tak hanya membuat para siswa baru merasa takut, namun membuat sejumlah orang tua merasa khawatir. kekhawatiran ini sebenarnya muncul karena adanya beberapa para orang tua takut akan anaknya bila mendapat kekerasan.
Aktivitas perploncoan yang saat ini masih menjadi suatu tradisi, dirasa akan sulit untuk dihilangkan. Hal ini akan terasa ketika kita memasuki SMP, SMA, dan apalagi ketika kita memasuki dunia Perguruan Tinggi semuanya akan diawali dengan kegiatan seperti itu. Hal seperti ini akan membuat was – was bagi para mahasiswa baru yang akan memasuki perkuliahan. Namun sebenarnya hal seperti ospek ini boleh saja untuk tetap dilestarikan, hanya saja kegiatan ini harus jauh dari tindak kekerasan, agar tidak membuat para mahasiswa merasa dirinya dianiaya.
Hal yang lebih penting sebenarnya menekankan pada pengenalan berbagai tempat serta kelengkapan yang berada dikampus tersebut. Sehingga mahasiswa baru mengetahui apa yang tersedia dikampus tersebut. Kegiatan seperti ini akan lebih membuat para mahasiswa baru untuk lebih bersemangat dan bisa memelihara serta menggunakannya dengan baik.



- ARTIKEL OPINI

PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Pada saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju. Dimana orang saat ini untuk mendapatkan berita atau informasi sudah sangat mudah memperolehnya. Dari sekian banyak kemajuan teknologi salah satu diantaranya adalah televisi. Berbicara mengenai televisi, tentu ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yakni yang menyajikan, yang disajikan dan yang menikmati. Televisi yang selama ini berperan sebagai media massa elektronik ternyata mampu mempengaruhi dan menggiring seluruh masyarakat untuk membeli dan memilikinya di berbagai belahan bumi ini sehingga boleh jadi sampai hari ini, sudah sekian milyar pesawat televisi diproduksi banyak pabrik di seluruh dunia. Sementara merk, harga, mutu dan modelnya pun sudah sangat beragam dan banyak pilihan.
Kehadiran televisi sesungguhnya telah menimbulkan berbagai fenomena. Televisi memang mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik karena telah dilengkapi dengan aksesori-aksesori sehingga membuat pemirsanya begitu mengagumi televisi. Walaupun tanpa mereka sadari, televisi mampu mengubah mereka sedikit demi sedikit. Tertariknya seseorang terhadap suatu acara televisi maka secara tidak langsung akan membuat seseorang tersebut merasa terbuang waktunya hanya untuk menyaksikan acara televisi yang sebenarnya tidak bermanfaat. Terkadang acara televisi tidak memandang dari segi positifnya, namun hanya memandang dari segi ekonominya. Bagaimana agar penonton tertarik dengan acara yang di kemas sedemikian rupa sehingga menghasilkan rating yang tinggi.
Dampak yang ditimbulkan justru lebih berat di banding dengan mendapatkan hal dari segi materi. Karena untuk pengaruhnya sangat berkaitan dalam kehidupan sehari – hari khususnya anak – anak yang masih dalam tahapan memasuki masa dewasa. Anak – anak pada tahap menuju dewasa akan mulai memilah – milah hal yang baik untuk dicontoh. Apabila pengaruh televisi begitu keras maka anak akan condong ke hal yang kurang positif apalagi didukung dengan lingkungan yang tidak bersahabat. Dengan ini Banyak ragam acara-acara televisi yang disiarkan oleh berbagai stasiun televisi untuk lebih menyajikan acara yang disiarkan bertema pendidikan bagi anak-anak.
ARUM PUSPITA SARI (153080172)
KOLOM
Ujian Nasional memberikan dampak psikologis

Ujian nasional memang telah berlangsung beberapa bulan lalu, namun banyak sekali polemic yang menyangkut dirinya. Banyak yang tidak setuju dengan diadakannya ujian nasional sebagai patokan kelulusan siswa dan mengharapkan ujian nasional dapat dihapuskan. Apalagi pada tahun ini jumlah siswa-siswi baik dari pelajar SMA maupun SMP banyak yang dinyatakan tidak lulus.
Kalau dilihat dari tahun ketahun jumlah pelajar yang tidak lulus dalam ujian nasional bisa dikatakan selalu meningkat. Namun mendiknas tetap saja melangsungkan UN yang dirasa sangat meberatkan bagi para pelajar. Hal ini tentunya membuat masyarakat bahkan pendidik sebal dengan pemerintah yang dianggap tidak mau mendengarkan suara rakyat.
Tidak sedikit juga masalah-masalah yang timbul dengan adanya UN, terutama bagi pelajar yang merasa UN berakibat pada psikologis si siswa. Apalagi jika siswa dinyatakan tidak lulus tentu akan menanggung beban psikologi yang berat. Meskipun tahun ini ada ujian susulan, tetapi tetap saja bisa memberikan efek yang buruk terhadap kondisi si anak. Mereka akan merasa malu dan dianggap bodoh terhadap lingkungan mereka. Kondisi seperti inilah yang mungkin tidak diperhatikan oleh pemerintah yang bersikeras dalam pengadaan UN.
Ririn Setyo Utami (153080174)
OPINI



KPK-polisi

Terkait perselisihan polisi-KPK, jika berlarut-larut, akan memperburuk iklim investasi dan menurunkan kredibilitas, yaitu perbaikan dalam memberantas korupsi. Karena pertentangan antarlembaga yang terkait penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, usulan untuk dibentuknya komisi independen untuk mengklarifikasi sudah terpenuhi dan mengeluarkan rekomendasi terkait tuduhan terhadap Wakil Ketua (nonaktif) KPK Chandra dan Bibit. Diharapkan keputusan segera keluar sehingga kredibilitas pemberantasan korupsi dapat dipulihkan bahkan mengalami peningkatan.
Begitu besar peluang Indonesia untuk mengembangkan perekonomiannya. Sayang jika kesempatan ini kurang dimanfaatkan, bahkan harapannya menurun karena kesalahan internal pemerintah. Kesalahan ini harus diperbaiki agar kesempatan dapat dimanfaatkan optimal dan mendapat hasil lebih baik. (Sigit Prandoko 153080060)
OPINI


Sekolah (kok) Model-model
Tiga puluh tahun silam, kita hanya mengenal SD biasa dan SD Impres. Dalam pengamatan umum, SD Impres selalu dikonotasikan sebagai sekolah sekolah yang kualitasnya rendah : gedung buruk, fasilitas terbatas dan murid “ndesa”. Tapi sekarang, kita bisa menyaksikan bermacam-macam model sekolah : SD terpadu, SD rintisan, SD percobaan, SD unggulan dan lain-lain. Semua dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang terbaik. Sekolah-sekolah model tersebut menawarkan banyak hal : bertaraf internasional, sebagian pengantarnya bahasa inggris, full day dan peralatan serba computer. Tentu tidak, tidak ada orang tua yang tidaj setuju kalau anaknya dididik secara baik dan hasilnya memuaskan. Hanya saja, banyak hal yang perlu diperhatikan agar tujuan sekolah tersebut justru tidak counter-produktive. Pertama, demi mengejar kualitas seringkali kurikulum dibangun tanpa memperhatikan psikologi anak. Sekolah-sekolah member murid dengan beban yang luar biasa. Sejak kelas 1 SD anak sudah dibuatkan lebih dari 10 macam modul yang harus dibaca berulang-ulang dan diuji secara tertulis, lalu dinyatakan lulus dan berhak naik kelas. Negara mana sebenarnya yang menjadi ‘acuan internasional’? di beberapa Negara maju, pendidikan SD adalah bermain sambil belajar. ( Sigit Aji Saputro / 153080064 )

KOLOM

UN Bukan pilihan Siswa?
Tahun ajaran 2009/2010 dianggap momok mengerikan bagi sebagian besar pelajar di Indonesia. Banyak orangtua yang memiliki anak kelas tiga atau setaranya menjadi gelisah menunggu hasil pengumuman UN. Kini terbukti hasil UN tahun ini menjadi sejarah terburuk bagi dunia pendidikan Indonesia, hampit setengah dari seluruh jumlah pelajar Indonesia yang tidak lulus Ujian Nasionaln namun pemerintah memiliki solusi dengan mengadakan ujian susulan untuk mengantisipasi siswa yang belum lulus. (Sigit Aji Saputro /153080064)

Opini - Di Balik Ujian Nasional


Polemik perlu tidaknya Ujian Nasional (UN) diadakan sebagai penentu kelulusan siswa terus berlangsung di tengah masyarakat, namun UN juga terus berjalan dan memakan korban. Banyak sekolah di beberapa daerah yang tingkat ketidaklulusannya mencapai 100 persen. Para siswa stres dan korban-korban UN pun berjatuhan.
Apakah pemerintah tidak mau mendengar suara rakyat, termasuk juga pendapat para pakar pendidikan? Ataukah pemerintah punya agenda tersendiri dengan diselenggarakannya UN yang menjagal para siswa "tidak beruntung" layaknya alat sortir otomatis? Seperti pabrik yang mempunyai mesin sortir untuk menyingkirkan produk yang tidak memenuhi standar, dan meloloskan produk yang sempurna untuk diterima pasar?
Jawabannya ada di UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang pada pasal 50 ayat 3 berbunyi pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ini pada tahap awalnya berbentuk rintisan atau disebut Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah khusus berbiaya mahal ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lengkap dan mahal, seperti ruangan yang ber-AC, kursi dan meja berkualitas, makan siang untuk para siswa disebabkan jam pelajaran berlangsung sampai sore, sarana audio visual, dan guru-guru dengan kemampuan khusus, serta buku-buku pelajaran tersendiri. Semua ongkos ditanggung oleh orang tua siswa dan dibebankan pada masa pendaftaran di awal tahun ajaran baru. Besarnya biaya bisa mencapai jutaan rupiah. Bisa anda bayangkan, baru rintisan sudah begitu mahal, bagaimana kalau sudah menjadi SBI.
Walaupun UU mengamanahkan paling sedikit hanya satu sekolah bertaraf internasional dalam suatu daerah, namun pertumbuhan RSBI cukup pesat di beberapa kabupaten atau kota tertentu. Diperkirakan karena adanya persaingan gengsi antar sekolah dan juga "bau uang" yang cukup menggiurkan.
Faktanya kelulusan siswa RSBI dalam menempuh UN tercatat memuaskan, dibanding dengan sekolah dengan kelas reguler. Mungkin sebabnya adalah sekolah lebih memprioritaskan pelayanan pengajaran bagi siswa yang sudah membayar mahal, dan juga untuk tetap menjaga mutu dan gengsi RSBI. Sehingga dengan ini diharapkan nilai jual RSBI juga semakin tinggi, dan orang tua calon siswa berlomba-lomba mendaftarkan anaknya di RSBI pada setiap tahun ajaran baru.

( Nurdiyanto / 153080056 )

Opini - Di Balik Ujian Nasional


Polemik perlu tidaknya Ujian Nasional (UN) diadakan sebagai penentu kelulusan siswa terus berlangsung di tengah masyarakat, namun UN juga terus berjalan dan memakan korban. Banyak sekolah di beberapa daerah yang tingkat ketidaklulusannya mencapai 100 persen. Para siswa stres dan korban-korban UN pun berjatuhan.
Apakah pemerintah tidak mau mendengar suara rakyat, termasuk juga pendapat para pakar pendidikan? Ataukah pemerintah punya agenda tersendiri dengan diselenggarakannya UN yang menjagal para siswa "tidak beruntung" layaknya alat sortir otomatis? Seperti pabrik yang mempunyai mesin sortir untuk menyingkirkan produk yang tidak memenuhi standar, dan meloloskan produk yang sempurna untuk diterima pasar?
Jawabannya ada di UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang pada pasal 50 ayat 3 berbunyi pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ini pada tahap awalnya berbentuk rintisan atau disebut Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah khusus berbiaya mahal ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lengkap dan mahal, seperti ruangan yang ber-AC, kursi dan meja berkualitas, makan siang untuk para siswa disebabkan jam pelajaran berlangsung sampai sore, sarana audio visual, dan guru-guru dengan kemampuan khusus, serta buku-buku pelajaran tersendiri. Semua ongkos ditanggung oleh orang tua siswa dan dibebankan pada masa pendaftaran di awal tahun ajaran baru. Besarnya biaya bisa mencapai jutaan rupiah. Bisa anda bayangkan, baru rintisan sudah begitu mahal, bagaimana kalau sudah menjadi SBI.
Walaupun UU mengamanahkan paling sedikit hanya satu sekolah bertaraf internasional dalam suatu daerah, namun pertumbuhan RSBI cukup pesat di beberapa kabupaten atau kota tertentu. Diperkirakan karena adanya persaingan gengsi antar sekolah dan juga "bau uang" yang cukup menggiurkan.
Faktanya kelulusan siswa RSBI dalam menempuh UN tercatat memuaskan, dibanding dengan sekolah dengan kelas reguler. Mungkin sebabnya adalah sekolah lebih memprioritaskan pelayanan pengajaran bagi siswa yang sudah membayar mahal, dan juga untuk tetap menjaga mutu dan gengsi RSBI. Sehingga dengan ini diharapkan nilai jual RSBI juga semakin tinggi, dan orang tua calon siswa berlomba-lomba mendaftarkan anaknya di RSBI pada setiap tahun ajaran baru.

Kolom - UAN oh UAn

Sangat memprihatinkan tingkat kelulusan siswa SMA di indonesia untuk tahun ini yang dibuat oleh koran KOMPAS. Dari 1.522.162 siswa yang mengikuti ujian banyak yang tidak lulus mencapai angka 154.679 siswa dari seluruh indonesia. Siswa yang mengulang kebanyakkan mengulang 1 mata pelajaran sedangkan yang terkecil adalah 6 mata pelajaran. Ini sungguh angka yang sangat memprihatinkan untuk ujian tahun ini. Bahkan sampai ada sekolah yang siswanya tidak lulus 1 pun. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebaiknya pemerintah mulai mengoreksi kembali agar tidak semakin buruk lagi ujian yang akan datang dan menjadi pelajaran bagi pemerintah agar tidak terjadi lagi hal seperti ini karna walau bagaimananpun kepintaran seseorang bukan hanya dinilai dari ujian nasional.

( Nurdiyanto / 153080056 )

Selasa, 04 Mei 2010

Jerih Payah Sang Pembersih Kota

Yogyakarta merupakan tempat bersejarah yang memiliki berbagai keunikan serta keanekaragaman yang hingga saat ini selalu dilestarikan. Selain itu makanan tradisional seperti gudeg, bakpia, dll, juga tersedia. Yogyakarta yang kini dikenal kota pendidikan semakin ramai. Berbagai suku etnis ada guna menuntut ilmu. Perkembangan Yogyakarta yang hingga kini semakin pesat didukung juga dengan pusat perbelanjaan yang berada di Malioboro semakin padat dengan pengunjung. Namun, dengan semakin padatnya pengunjung maka kesadaran akan kebersihan akan berkurang juga. Kini terlihat begitu banyak sampah yang menumpuk diberbagai area sehingga membuat lingkungan tampak tidak sehat, tidak bersih, dan tidak enak untuk dipandang. Kota yang indah hendaknya memiliki lingkungan yang bersih terhindar dari sampah yang berserakan.
Di tengah keramaian Malioboro, orang tidak pernah memikirkan untuk membuang sampah pada tempatnya, ketika makan maka bungkusnya langsung dibuang ditempat tersebut tanpa mencari tempat sampah dimana. Namun Nur Syarif seorang petugas kebersihan dengan ketulusan hatinya membersihkan sampah – sampah yang menumpuk dengan penuh keikhlasan. Ia sudah bekerja selama 3 bulan sebagai penyapu jalanan wilayah Malioboro. “Saya tidak pernah malu bekerja seperti ini, dengan pekerjaan seperti ini saja saya sudah sangat bersyukur,”Ujarnya. Selain untuk mencari uang ia juga ingin membantu Pemerintah agar lingkungan tetap selalu bersih. Petugas kebersihan ini terdiri dari 7 orang. Masing – masing akan mendapatkan bagiannya sesuai sesi yang telah ditentukan. Pagi jam 06.00-11.00, dan siang jam 11.00-18.00. Gaji yang mereka terima sesuai UMR Rp.700.000. Dengan upah yang minim tersebut para petugas kebersihan berusaha untuk selalu mensyukurinya. Bisa kita bayangkan hidup dizaman saat ini dengan gaji 700.000/bln hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, belum lagi bagi petugas yang sudah berkeluarga harus memikirkan biaya pendidikan untuk anak – anaknya yang biayanya tidak sedikit. Maka dengan upah tersebut sangatlah pas – pasan dan mereka harus bisa mengatur pengeluaran sesuai dengan gaji yang mereka dapatkan. Kebersihan akan selalu dikontrol apalagi jika akan ada event – event seperti, kunjungan dari Adipura.
Menurut Nur Syarif, suka duka dalam melakukan pekerjaan seperti ini apabila belum terbiasa maka kita akan merasa jijik melihat sampah yang begitu banyak. Namun apabila sudah terbiasa akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Nur Syarif yang masih bujang ini selalu berusaha untuk mencari uang guna di tabung untuk masa depan serta membiayai kehidupan keluarganya. Untuk itu diharapkan kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib para petugas kebersihan kota, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari – harinya.

Nama : Arum Puspita Sari
Nim : 153080172 / F

Berburu foto

Ido dan alen, seorang fotografer yang berusia 19 dan 20 tahun yang selalu hunting berkeliling demi hobi yang ia sukai yaitu photography. Dengan kamera masing-masing yang mereka miliki, siap memotret apa saya yang dianggap menarik. Mereka asli jogja yang merupakan salah satu mahasiswa universitas negeri di Yogyakarta. Hampir setiap harinya mereka disibukan dengan hunting, demi mendapatkan foto-foto yang menarik dan mempuunyai moment yang baik, “hampir semua objek yang ada dijogja sudah kami datangi”tambah alen. Selain hunting-hunting mereka juga sering mengadakan foto sesi (foto model), kadang juga mereka memotret hewan-hewan kecil atau yang disebut foto macro yang butuh kesabaran penuh.”yah kami sudah terbiasa dengan hal itu”kata ido. Tidak hanya dijogja saja, mereka kadang bahkan sering hunting kekota luar jogja demi suatu objek yang baik, contohnya malang, bandung,solo dll. Bahkan mereka juga berharap suatu saat mereka bisa hunting-hunting keluar negeri. Mungkin jadi seorang fotografer tidak lah mudah,butuh waktu yang lama dan pengalaman banyak untuk menjadi fotografer handal. Seperti ido yang sudah 5 tahun menggeluti dunia fotografi. Bagi mereka kepuasan suatu foto sungguh tak ternilai.

Sigit Prandoko (153080060)

Bunga sebagai penyokong hidup



Yogyakarta, Aroma wangi menyeruak ketika berjalan melewati sebelah selatan pinggiran pasar beringharjo. Deretan penjual-penjual bunga berjajar dengan begitu banyaknya bunga yang didomonasi mawar merah dan putih.
Terdapat salah satu penjual dengan wajah yang mulai keriput duduk merangkai tumpukan bunga melati yang dipesan oleh seorang pembeli. Seorang nenek berusia 85 tahun, bernama Mardi. Sudah 25 tahun beliau bekerja menjual bunga. Menurutnya selama 25 tahun itu 4 kali harus berpindah tempat untuk berdagang.
Bunga-bunga yang didagangkan tersebut didatangkan dari Boyolali, seoncot (sekarung) bunga dari penyetor seharga 20 ribu. Dengan setiap harinya beberapa karung bunga yang datang dari pemasok dan tidak selalu semua bunga-bunga itu laku terjual. Apabila penjualan ramai beliau bisa menjual 5 juta setiap harinya. Namun jika kondisi sepi hanya bisa memperoleh 500 ribu. Dengan hasil penjualan sebesar itu beliau harus menghidupi 15 orang anggota keluarganya. Anak-anak beliau juga ikut berdagang bunga, bahkan sekarang anaknya yang menggantikannya, karena beliau sudah tidak kuat berdagang lama-lama.
Dalam waktu 24 jam nonstop bunga-bunga itu didagangkan, pinggir jalan itu menjadi tempat unutk mereka tidur. Di situlah Mbah Mardi dan anak-anaknya tinggal, hanya dengan beralas tikar dan penutup tenda. Setiap pagi harus berurusan dengan petugas pasar yang mengusir mereka agar tidak tidur dan tinggal ditempat itu. Mbah Mardi sebenarnya memiliki rumah di Klaten, namun hanya sebulan sekali mereka pulang, itupun kalau ada urusan penting saja. Beliau dan anak-anaknya lebih banyak tinggal ditempat mereka jualan tersebut.
Dari hasil penjualan bunga tersebut beliau kini bisa membiayai kuliah cucunya. “sebelas anak saya hanya lulusan SMP semua, karena saya tidak punya uang untuk menyekolahkan, sekarang saya senang bisa membiayai kuliah cucu saya, walaupun saya juga masih hutang ke rentenir pasar” ujarnya. Dari bunga-bunga yang didagangkan tidak setiap hari laku keras, hanya apabila ada pesanan dari perias dan ada orang yang meninggal saja beliau dapat memperoleh hasil banyak. “ saya selalu berharap banyak yang membeli bunga di sini, namun tidak mendoakan orang yang meninggal banyak” kata beliau. Sering juga mengalami kerugian karena harus membuang beberapa karung bunga yang membusuk karena tidak ada pembeli.
Pak Darto pelanggan disitu mengatakan” saya sudah bertahun-tahun langganan bunga disini, tadi pagi Bapak saya meninggal, jadi membeli bunga ini untuk nyekar besok”.
Buakn berarti doa Mbah Mardi agar setiap hari banyak orang yang meninggal, tetapi agar bunga yang menjadi penyokong kehidupan beliau dan keluarganya setiap harinya dapat bermanfaat terhadap apapun penggunaannya. 
Ririn Setyo Utami 153080174




Mengenal Komunitas Motor Matic di Jogjakarta
  Jogjakarta selain terkenal dengan gudegnya yang lezat mempunyai ciri kas lain dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Banyaknya club dan komunitas pecinta motor juga merupakan keistimewaan kota jogja, salah satunya ialah pecinta motor matic.
Geg, biasa disapa oleh para anggotanya, adalah seorang ketua club motor matic yaitu Jogja Scooter Matic (JSM). Club motor ini biasa berkumpul di jalan Senopati lebih tepatnya di depan Bank Indonesia yang berlokasi di kota Jogjakarta pada setiap malam minggu. Klub mtor yang telah beranggotakan 55 motor ini biasa mengadakan kegiatan rutin bakti social setiap tiga bulan sekali, serta kegiatan touring antar kota setiap satu bulan sekali yang bertujuan menjalin persahabatan antar komunitas pecinta motor matic. Geg, mengatakan bahwa, “ tujuan dibentuknya klub motor matic ini adalah untuk mengumpulkan semua pecinta motor matic di Jogjakarta dan untuk memberitahukan kepada pengandara sepeda motor lain agar tahu betapa pentingnya safty riding, yaitu kelengkapan dalam berkendara agar aman.”
  Kelengkapa berkendara sangat dipentingkan bagi seluruh anggota Jogja Scooter Matic (JSM), patuhi rambu-rambu lalulintas agar tidak terjadi kesalahan dan kecelakaan yang berakibat merugikan diri sendiri dan orang lain. ( Sigit Aji Saputro 153080064 )





Senin, 03 Mei 2010

FEATURE - SEKILAS MENGENAL YMCI CHAPTER YOGYAKARTA

YMCI chapter jogja yang dulu merupakan club motor yang kecil sekarang sudah menjadi club motor yang besar dan terkenal dijogja.

YOGYAKARTA,(17/04) YMCI chapter jogja merupakan sub chapter dari YMC Indonesia. YMCI chapter jogja yang sekarang beranggotakkan 35 orang yang aktif. YMCI sendiri merupakan merupakkan club motor yang anggotanya memiliki motor Yamaha Jupiter MX. Club ini berkumpul atau kopdar dalam istilah club setiap hari rabu malam dan malam minggu pukul 9 malam bertempat dibalaikota tiap rabu lalu malam minggunya bertempat didepan taman pintar yang berada didaerah malioboro. Angotanya pun berstatus ada yang sudah kerja, mahasiswa, dan pelajar. Kegiatan yang dilakukan tidak seperti genk motor menurut Agus Hartadi selaku Humas dari YMCI chapter jogja, ia mengatakan kegiatan yang dilakukan dalam club ini bermacam-macam dan dalam hal positif misalkan touring, kopdar, sharing bring antar anggota, bakti social, mengikuti event modifikasi. Dan selalu mentaati peraturan lalu lintas yang berlaku di Indonesia. Ia mengatakan bagi yang bermnat gabung YMCI syaratnya sangat mudah dating saja langsung ke tempat kopdar YMCI chapter jogja lalu bila sudah lihat bagaimana YMCI chapter jogja dan ingin bergabung langsung saja mengisi formulir pendaftarannya plus uang pendaftarannya. Jadi bagi yang berminat jangan ragu-ragu buat bergabung kata dari Humas YMCI chapter jogja.

BY: NURDIYANTO (153080056)