Senin, 12 April 2010

Hard News





Meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur diperingati dengan karnaval Kebhinekaan yang menampilkan beragam budaya dari berbagai provinsi, di Yogyakarta, Sabtu,10 April.

Acara karnaval Kebhinekaan terpaksa ditunda selama satu jam karena hujan deras yang mengguyur Kota Jogja. Menurut salah satu panitia peringatan 100 hari meninggalnya Gus Dur, tema kebhinekaan diambil dalam karnaval ini karena Gus Dur dikenal dengan perjuangannya untuk menghapuskan diskriminasi.

Beberapa provinsi seperti dari Papua menampilkan tarian perang, dan DKI Jakarta dengan kesenian ondel-ondel. Peserta lainnya seperti dari Lampung, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan. Banyak juga mahasiswa yang berada dijogja berasal dari provinsi luar jogja mengikuti dan meramaikan acara ini.

Karnaval itu pun melibatkan ratusan hingga ribuan peserta dan membuat Jalan Malioboro semarak dengan aneka warna pakaian, maupun bendera yang dibawa oleh peserta. Mereka tampak antusias mengikuti karnaval, apalagi mendapat sambutan hangat dari warga yang memenuhi kiri kanan jalan. Sedangkan Ketua Perhimpunan Fu Qing Yogyakarta Sutanto Sutandyo mengatakan warga Tiong Hoa di Jogja terlibat penuh dalam kegiatan itu karena alasan historis, yakni jasa Gus Dur yang merangkul warga Tionghoa sehingga mereka tidak lagi merasa dan menerima perlakuan yang diskriminatif.
Sigit Prandoko (153080060)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar