Selasa, 04 Mei 2010

Jerih Payah Sang Pembersih Kota

Yogyakarta merupakan tempat bersejarah yang memiliki berbagai keunikan serta keanekaragaman yang hingga saat ini selalu dilestarikan. Selain itu makanan tradisional seperti gudeg, bakpia, dll, juga tersedia. Yogyakarta yang kini dikenal kota pendidikan semakin ramai. Berbagai suku etnis ada guna menuntut ilmu. Perkembangan Yogyakarta yang hingga kini semakin pesat didukung juga dengan pusat perbelanjaan yang berada di Malioboro semakin padat dengan pengunjung. Namun, dengan semakin padatnya pengunjung maka kesadaran akan kebersihan akan berkurang juga. Kini terlihat begitu banyak sampah yang menumpuk diberbagai area sehingga membuat lingkungan tampak tidak sehat, tidak bersih, dan tidak enak untuk dipandang. Kota yang indah hendaknya memiliki lingkungan yang bersih terhindar dari sampah yang berserakan.
Di tengah keramaian Malioboro, orang tidak pernah memikirkan untuk membuang sampah pada tempatnya, ketika makan maka bungkusnya langsung dibuang ditempat tersebut tanpa mencari tempat sampah dimana. Namun Nur Syarif seorang petugas kebersihan dengan ketulusan hatinya membersihkan sampah – sampah yang menumpuk dengan penuh keikhlasan. Ia sudah bekerja selama 3 bulan sebagai penyapu jalanan wilayah Malioboro. “Saya tidak pernah malu bekerja seperti ini, dengan pekerjaan seperti ini saja saya sudah sangat bersyukur,”Ujarnya. Selain untuk mencari uang ia juga ingin membantu Pemerintah agar lingkungan tetap selalu bersih. Petugas kebersihan ini terdiri dari 7 orang. Masing – masing akan mendapatkan bagiannya sesuai sesi yang telah ditentukan. Pagi jam 06.00-11.00, dan siang jam 11.00-18.00. Gaji yang mereka terima sesuai UMR Rp.700.000. Dengan upah yang minim tersebut para petugas kebersihan berusaha untuk selalu mensyukurinya. Bisa kita bayangkan hidup dizaman saat ini dengan gaji 700.000/bln hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, belum lagi bagi petugas yang sudah berkeluarga harus memikirkan biaya pendidikan untuk anak – anaknya yang biayanya tidak sedikit. Maka dengan upah tersebut sangatlah pas – pasan dan mereka harus bisa mengatur pengeluaran sesuai dengan gaji yang mereka dapatkan. Kebersihan akan selalu dikontrol apalagi jika akan ada event – event seperti, kunjungan dari Adipura.
Menurut Nur Syarif, suka duka dalam melakukan pekerjaan seperti ini apabila belum terbiasa maka kita akan merasa jijik melihat sampah yang begitu banyak. Namun apabila sudah terbiasa akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Nur Syarif yang masih bujang ini selalu berusaha untuk mencari uang guna di tabung untuk masa depan serta membiayai kehidupan keluarganya. Untuk itu diharapkan kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib para petugas kebersihan kota, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari – harinya.

Nama : Arum Puspita Sari
Nim : 153080172 / F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar