Selasa, 18 Mei 2010

OPINI


Sekolah (kok) Model-model
Tiga puluh tahun silam, kita hanya mengenal SD biasa dan SD Impres. Dalam pengamatan umum, SD Impres selalu dikonotasikan sebagai sekolah sekolah yang kualitasnya rendah : gedung buruk, fasilitas terbatas dan murid “ndesa”. Tapi sekarang, kita bisa menyaksikan bermacam-macam model sekolah : SD terpadu, SD rintisan, SD percobaan, SD unggulan dan lain-lain. Semua dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang terbaik. Sekolah-sekolah model tersebut menawarkan banyak hal : bertaraf internasional, sebagian pengantarnya bahasa inggris, full day dan peralatan serba computer. Tentu tidak, tidak ada orang tua yang tidaj setuju kalau anaknya dididik secara baik dan hasilnya memuaskan. Hanya saja, banyak hal yang perlu diperhatikan agar tujuan sekolah tersebut justru tidak counter-produktive. Pertama, demi mengejar kualitas seringkali kurikulum dibangun tanpa memperhatikan psikologi anak. Sekolah-sekolah member murid dengan beban yang luar biasa. Sejak kelas 1 SD anak sudah dibuatkan lebih dari 10 macam modul yang harus dibaca berulang-ulang dan diuji secara tertulis, lalu dinyatakan lulus dan berhak naik kelas. Negara mana sebenarnya yang menjadi ‘acuan internasional’? di beberapa Negara maju, pendidikan SD adalah bermain sambil belajar. ( Sigit Aji Saputro / 153080064 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar